Jumat, 30 Agustus 2013

Pelatihan dan penggunaan alat biopori

Program penggunaan alat biopori ini merupakan program kluster saintek yang bersifat interdisipliner yang bekerja sama dengan kluster soshum. Program ini bertujuan agar masyarakat mengetahui penggunaan alat biopori dan selanjutnya dapat menggunakan alat biopori ini secara mandiri dan berkelanjutan. Program ini diawali dengan penyuluhan dan sosialisasi tentang metode biopori yang merupakan metode yang cocok untuk mendaur-ulang dan mengelola sampah organik. Setelah dilakukan penyuluhan, diadakan pelatihan di setiap RT tentang penggunaan alat biopori ini. Kebanyakan penduduk Pedukuhan Pedes  membakar sampah organik yang telah tertumpuk karena tidak adanya sarana dan prasarana untuk mengangkut dan mengelola sampah tersebut. Apabila sampah tersebut dibakar tentunya  akan berpengaruh bagi kesehatan dalam jangka panjang bila dilakukan terus-menerus. Metode biopori ini merupakan solusi yang cocok untuk mencegah masyarakat Pedukuhan Pedes untuk tidak membakar sampah. Cara penggunaan alat ini memiliki beberapa tahap yaitu dengan melubangkan tanah dengan alat bioopori yang telah tersedia dengan kedalaman 1 meter dan diameter 10 cm. Tahap selanjutnya adalah memasukkan sampah organik berupa dedaunan kering, dan sisa makanan ke dalam lubang tersebut. Kemudian masukkan dan campurkan cairan aktivator untuk mempercepat proses pembusukan sampah organik. Kemudian tutup lubang dengan penutup agar bau tidak menyebar.
Proses Pembuatan Lubang

Hasil dari metode biopori ini adalah sampah organik tersebut akan terurai dan menjadi tanah sehingga masalah sampah organik ini bisa terselesaikan dan masyarakat tidak perlu untuk membakar sampah lagi. 

Program ini dilakukan di lahan warga setiap RT dengan peralatan biopori yang disponsori oleh BLH Bantul, DIY. Program ini memiliki beberapa tahap yaitu tahap persiapan dimana alat-alat dan bahan yang diperlukan seperti biopori dan aktivator disediakan terlebih dahulu. Kemudian tahap selanjutnya adalah penyuluhan serta pelatihan penggunaan alat biopori di lahan warga setiap RT di pedukuhan Pedes Argomulyo.

(YURRY PUTRA NUSANTARA - 10/301098/TK/301098)

Pemetaan Denah Lokasi Pedukuhan Pedes,Argomulyo

Program pemetaan  denah lokasi Pedukuhan Pedes, Argomulyo merupakan program kluster saintek yang bersifat monodisipliner. Program pemetaan denah lokasi ini memiliki tujuan yaitu untuk sebagai penunjuk lokasi dan tempat daerah yang ingin dituju oleh masyarakat luar Pedukuhan Pedes. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk  mengetahui batas-batas wilayah RT yang ada di Pedukuhan Pedes. Di Pedukuhan Pedes memiliki 8 RT dengan luas wilayah dan batas masing-masing. RT 1 merupakan RT yang terletak paling utara dan RT 8 yang terletak paling selatan. Wilayah Pedukuhan pedes langsung berbatasan dengan pedukuhan Surobayan. Pedukuhan Pedes hanya memiliki denah pajak rumah yang belum memiliki batas-batas RT sehingga diharapkan dengan adanya peta denah lokasi ini dapat membantu masyarakat mengetahui daerah tempat tinggal mereka masing-masing.

Program ini dilaksanakan di sekitar daerah Pedukuhan Pedes dan KKN-PPM Sub Unit BTL 12 Pedes,Argomulyo di rumah bapak Siswanto. Program ini memiliki beberapa tahap yaitu tahap persiapan berupa  mengambil data administrasi berupa peta administrasi pedukuhan Pedes dan persiapan alat-alat yang digunakan seperti GPS,kompas. Tahap selanjutnya adalah pengambilan data ke lapangan dengan datang ke rumah masing-masing penduduk dan pengamatan di lapangan daerah sekitar Pedukuhan Pedes. Kemudian tahap selanjutnya adalah komputerisasi dengan memasukkan data ke dalam komputer dan kemudian diproses agar menjadi peta. Tahap terakhir adalah percetakan  dimana hasilnya dipajang di rumah bapak Siswanto selaku Kepala Dusun Pedukuhan Pedes, Argomulyo. 

(YURRY PUTRA NUSANTARA - 10/301098/TK/301098)

Pemetaan Tata Guna Lahan Pedukuhan Pedes, Argomulyo

Program ini merupakan program monodisipliner kluser saintek. Pemetaan tata guna lahan ini memiliki tujuan untuk mengetahui penyebaran tata guna lahan yang digunakan masyarakat  Pedukuhan Pedes dalam kegiatan sehari-hari sehingga dapat diketahui manfaat serta potensi yang dapat dimanfaatkan di Pedukuhan Pedes. Dalam hal ini juga bertujuan untuk mengetahui letak/lokasi sehingga masyarakt luar pedukuhan Pedes dapat mengetahui lokasi yang ingin dituju. Dalam pemetaan tata guna lahan terdapat beberapa parameter yatiu pemukiman,persawahan, jalan,dan perkebunan. Parameter pemukiman ini merupakan daerah yang digunakan masyarakat sebagai tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan/usaha sehari-hari. Persawahan merupakan lahan yang biasa digunakan masyarakat untuk bercocok tanam. Tanaman yang dominan untuk ditanam adalah padi. Perkebunan merupakan lahan yang digunakan masyarakat untuk bercocok tanam diluar persawahan. Tanaman yang biasa ditanam adalah tanaman buah-buahan seperti mangga,rambutan, dan jambu serta
tanaman sayur-sayuran seperti tanaman sawi,terong,cabe dan sejenisnya. Perkebunan yang dikelola warga juga berguna untuk sebagai tanaman perindang. Jalan merupakan akses/ jalur yang biasa digunakan warga untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Jalan ini terbagi menjadi beberapa jalan seperti jalan raya dan jalan umum. 

Program ini dilaksanakan di sekitar daerah Pedukuhan Pedes dan KKN-PPM Sub Unit BTL 12 Pedes,Argomulyo di rumah bapak Siswanto. Program ini memiliki beberapa tahap yaitu tahap persiapan berupa mengambil data administrasi berupa peta administrasi pedukuhan Pedes dan persiapan alat-alat yang digunakan seperti GPS,kompas. Tahap selanjutnya adalah pengambilan data ke lapangan dengan datang ke rumah masing-masing penduduk dan pengamatan di lapangan daerah sekitar Pedukuhan Pedes. Kemudian tahap selanjutnya adalah komputerisasi dengan memasukkan data ke dalam komputer dan kemudian diproses agar menjadi peta. Tahap terakhir adalah percetakan  dimana hasilnya dipajang di rumah bapak Siswanto selaku Kepala Dusun Pedukuhan Pedes, Argomulyo.

(YURRY PUTRA NUSANTARA - 10/301098/TK/301098)

Pemetaan penyebaran sampah Pedukuhan Pedes

Program ini merupakan program tema yang bersifat monodisipliner yang memiliki tujuan untuk mengetahui penyebaran sampah yang berada di Pedukuhan Pedes agar diketahui sampah yang dominan terdapat di Pedukuhan Pedes sehingga dapat diketahui metode yang cocok untuk mengelola sampah yang berada di daerah ini. Dalam pemetaan penyebaran sampah ini, terdapat 3 jenis sampah yang dijadikan parameter yaitu sampah organik, sampah non-organik, dan sampah B3 (Berat,Beracun, dan Berbahaya).  Sampah organik ini meliputi sampah daun kering, sisa makanan,dan sampah dapur lainnya. Sampah non-organik meliputi sampah plastik, kertas, bungkus makanan kecil,bungkus detergen dan sejenisnya. Sampah B3 meliputi sampah baterai,kaca, dan sejenisnya. Rata-rata setiap rumah di Pedukuhan Pedes menghasilkan sampah organik dan sampah non organik yang dominan dibandingkan sampah B3(Berat,Beracun, dan Berbahaya). Untuk sampah organik ini yang terdiri dari sampah dedaunan kering dan sisa makanan dapat dikelola lebih lanjut untuk dijadikan pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Metode yang cocok untuk digunakan untuk mengelola sampah organik ini adalah metode biopori dan komposter sederhana.  Untuk sampah non-organik yang terdiri dari sampah plastik, kertas dapat dikelola lebih lanjut menjadi barang  Reuse  dan Recycle menjadi barang yang lebih berguna. Seperti contoh untuk plastik dapat digunakan kembali untuk bahan kerajinan seperti bros,dan kerajinan lainnya yang mempunyai harga jual.

Program ini dilaksanakan di sekitar  daerah Pedukuhan Pedes dan KKN-PPM Sub Unit BTL 12 Pedes,Argomulyo di rumah bapak Siswanto. Program ini memiliki beberapa tahap yaitu tahap persiapan berupa mengambil data administrasi berupa peta administrasi pedukuhan Pedes dan persiapan alat-alat yang  digunakan seperti GPS,kompas. Tahap selanjutnya adalah pengambilan data ke lapangan dengan datang ke rumah masing-masing penduduk dan pengamatan di lapangan daerah sekitar Pedukuhan Pedes. Kemudian tahap selanjutnya adalah komputerisasi dengan  memasukkan data ke dalam komputer dan kemudian diproses agar menjadi peta. Tahap terakhir adalah percetakan  dimana hasilnya dipajang di rumah bapak Siswanto selaku Kepala Dusun Pedukuhan Pedes, Argomulyo.

Pembuatan bak sampah menggunakan bagor dan karung goni

Program ini merupakan program   pertama dan utama klaster Sains-Teknik.  Pembuatan  bak sampah menggunakan  bagor dan karung goni di Pedukuhan  Pedes,  Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat pedukuhan pedes meliputi RT 1 sampai RT 8 bisa mengolah dan memilah sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari meliputi sampah organik,sampah non-organik, dan sampah B3(Bahaya,Berat,Beracun). Sampah organik ini meliputi sampah daun kering, sisa makanan,dan sampah dapur lainnya. Sampah non-organik meliputi sampah plastik, kertas, bungkus makanan kecil,bungkus detergen dan sejenisnya. Sampah B3 meliputi sampah baterai,kaca, dan sejenisnya. Setiap rumah dan industri yang berada di Pedukuhan Pedes menghasilkan sampah organik-non-organik dan B3 setiap harinya dimana yang dominan adalah sampah organik (daun kering dan sisa makanan). Rata-rata penduduk pedukuhan pedes membuang sampahnya termasuk sampah organik,sampah non-organik, dan sampah B3 menjadi satu kemudian dibakar setelah tertumpuk banyak. Kegiatan membakar sampah ini merupakan kegiatan yang berbahaya apalagi bila sampah non-organik dibakar, polusi yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dalam jangka panjang.  Salah satu  kegiatan untuk mengurangi kegiatan membakar ini adalah dengan cara melakukan sosialisasi tentang pengetahuan jenis sampah dan pemilahan sampah ke setiap RT kemudian mengajak masyarakat memilah sampah ke bak sampah yang telah diberi nama masing-masing. Setiap rumah disediakan 3 bagor (karung goni) yang masing-masing diberi nama sampah organik,sampah non-organik, dan sampah B3 untuk memudahkan masyarakat memilah sampah hasil kegiatan sehari-hari. Setelah sampah ini telah tertumpuk banyak, sampah (organik,non-organik,B3) dikumpulkan ke bank sampah kemudian dikelola menjadi barang yang lebih bermanfaat sehingga sampah tersebut tidak memunculkan masalah. Pembuatan bak sampah dengan bagor dan karung goni ini membutuhkan waktu 10 hari yang dilaksanakan dari tanggal 26 Juli sampai 5 Agustus 2012 yang dilaksanakan di rumah pak dukuh Pedukuhan Pedes oleh tim KKN-PPM UGM sub-unit Pedes.


(YURRY PUTRA NUSANTARA - 10/301098/TK/301098)

Melatih Motorik Untuk anak PAUD

Kegiatan ini diinginkan untuk dilaksanakan karena melihat potensi anak PAUD yang ada karena seharusnya pada umur antara 2-4 harus bisa diasah motoriknya agar bisa berfungsi dngan baik sampai dewasa nanti. Dan kegiatan ini juga dilaksanakan atas dasar fasilitas dari guru PAUD itu sendiri dimana agar bisa menarik anak-anak PAUD untuk menyeimbangkan anatara otak kanan dan kiri yang sudah mulai bisa dilatih dari umur dini dan tanpa paksaan. Dan melihat kondisi dari anak-anak itu sendiri yang harus dapat mbedakan segala sesuatu yang besar, kecil, panjang lebar dan membentuk sesuatu. Sehingga mereka mulai bisa aktif untuk mengasah kepintaran mereka. Dan dari hal tersebut dapat  dilihat dimaan pengayaan batin dan petualangan kemanusiaannya dimana saya lebih memahami perasaan anak-anak di dalam mengajarkan sesuatu haru sangat pelan.



  Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai dari minggu ketiga setelah mulai penerjunan dan kegiatan di PAUD pun mulai efektif dimana keefektifan tersebut mulai mengajrkan mbedakan daun besar daun kecil atau kacang besar dan kacang kecil atauun mebentuk bentuk hewa dari malam. Program ini pun rata-rata dilakanakan setiap 1 minggu 2 kali dalam 1 minggu dimana  jadwal PAUD itu dmulai setiap hari mulai pukl 08.00-10.00 setiap senin sampai kamis. Dan hal tersebut semua berdasarkan kebutuhan anak tersebut dengan fasilitas gur PAUD yang ada di sana.

  Kegiatan ini cukup meilikihaambatan namun tidak berarti dimana anak-anak tersebut masih berada pada masa hyperaktifnya sehingga pada masa tersebut sehingga hal ini sedikit elatih kesabaran oleh mahasiswa KKN. Namun anak-anak tersebut tetap antusiasme yang tinggi dan berbahadia mengikuti ajaran yang ada.

(YUDHESTI WAHYU HARDIASIH - 10/299295/SP/24099)

Bimbingan Belajar Bahasa Inggris dengan Sasaran anak kelas 4,5, dan 6 SD di Dusun Pedes, Argomulyo, Sedayu Bantul

Kegiatan yang didasari atas keinginan untuk menambahkan sedikit ilmu pengetahuan yang saya miliki mengenai bahasa inggris. Dan pada masa observasi pun terlihat bahwa keinginan untuk mengajar semakin menjadi karena melihat banyak anak kecil yang belajar bersama untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Oleh karena itulah mulai dari minggu ketiga dengan melalui pengumuman di Arisan masing RT, maka dimulailah bimbingan belajar yang ada dengan mata pelajaran bahasa inggris. Dengan kemampuan yang saya miliki saya miiliki keinginan untuk mengasah kemampuan bahasa inggris mereka sejak dini. Melalui jadwal arisan RT 04 setiap hari jum’at jam 13.00 dan arisan RT 01, 05, dan 06 setiap hari minggu jam 11.00 sekaligus RT 03 jam 14.00. Bahasa inggris sebagai salah satu yang menjadi bahasa internasional dan harus sudah mulai sejak dini. Dan harus sudah bisa memilki pengejaan yang  baik. Selain karen ahal tersebut, saya mendengar banyak warga yang mengomentari bahwa anak mereka belum dapat menguasai bahsa inggris degan baik di sekolah mereka. Dan memiliki kesulitan untuk belajar karena mereka tidak terbiasa untuk belajar dan bicara bahasa inggris dari usia dini. Pengayaan batin dan petualang manusi yang bisa saya rasakan disini dimana ada dorongan dari dalam diri saya untuk mengajar kan Bahasa inggris sesuai dengan kurikulum mereka dan jenjang mereka, dengan kondisi anak-anak yang rata-rata kurang bisa memahami lain selain bahasa nasional dan bahasa daerah mereka, mendorong diri saya untuk membuat mereka lebih memahami bahasa inggris dan cukup baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris mereka.  Dan dengan latar belakang  tersebut maka saya merealisasikan program bimbingan belajar bahasa inggris dari jenjang kelas 4-6 SD




  Kegiatan belajar mengajar yang sasarannya pada murid-murid SD di dusun Pedes berjalan dengan teratur mulai dari minggu ketiga mahasiswa KKN diterjunkan ke lokasi. Respon yang cukup baik atas adanya program bimbingan belajr bahasa inggris. Dimana pelaksanaannya dengan jadwal senin kamis untuk anak kelas 6, selasa jum’at untuk anak kelas 4  dan rabu sabtu untuk anak kelas 5, dengan bahan yang berbeda-beda sesuai dengan jenjang kelas dan kurikulum mereka.dimana seperti mengajrkan conversation kepada mereka introduction, year, position, number, sentences, things  dan lain sebagainya dengan metode belajar sambil bermain tanpa harus terbebani namun cukup bisa masuk pengetahuan.  Bahasa inggris yang diajarkan pada anak-anak disini dikataakan bahassa inggris dasar yang seharunya menjadi pondasi untuk meguasai bahasa inggris pada tahap  selanjutnya. Dan program tersebut berjalan atas bantuan anak-anak tersebut karena mereka sangat antusias dan mau belajr dengan baik.

   Kegiatan ini memiliki beberapa hambatan yang cukup terlihat yaitu bagaimana harus mengatur bebrapa anak-anak kecil yang berada pada masanya yaitu hyperakti sehingga sedikit menyulitkan pengajar untuk mebuat mereka tenang. Namun hambatan tersebut tidak begitu berarti karena antusias mereka yang cukup tinggi dan mereka pun senag untuk diajar bersama para mahasiswa KKN.

(YUDHESTI WAHYU HARDIASIH - 10/299295/SP/24099)

Sosialisasi Cuci Tangan di Paud , di PAUD, Setyarini, Pedes, Argomulyo kecamatan Sedayu, Bantul


Mencuci tangan  adalah salah satu tindakan  sanitasi  dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.Perilaku mencuci tangan berbeda dengan  perilaku  cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan  air bersih dalam jumlah yang mencukupi.. ketika mengetahui dimana mencuci tangan tersebut menjadi salah satu hal yang paling dasar untuk menjaga kbersihan dari usia dini. Melihat daripada hal tersebutlah mahasiswa KKN melakukan kegiatan cuci tangan mulai dari usia dini di PAUD. Selain bisa interaktif dengan anak-anak kecil disana program cuci tangan juga mengajarkan bagaimana seblum elakukan kegiatan untuk emalkuakan kegiatan cucitangan disana. Dengan pengayaan batin dan  petualangan kemanusiaan bisa dikatakan bahwa anak-anak di PAUD masih awam untuk mengetahui bagaimana menjaga kesehatan dan kebersihan dengan tangan. Karena mereka  mengerti untuk mencuci tangan sebelum makan namun tidak mengetahui bagaimana mencuci tangan yang seharusnya secara baik dan benar. 
  
    Kegiatan cuci tangan ini diadakan di pedukuhan Pedes  tepatnya di Paud Setyarini, Pedes, Argomulyo Sedayu Bantul. Paud ( Pendidikan Anak Usia Dini) sebagai lahan dan potensi yang baik yang dimiliki oleh warga pedukuhan Pedes dan kegiatan ini sebelumnya telah diberikan oleh pengajar PAUD, dan diisi oleh mahasiswa KKN dan sekalian mebantu para pengajar PAUD meberikan kegiatan yang harus bisa dilaksanakan mulai dari kecil. Dengan 2 kali kegiatan yaitu tanggal 18 juli 2013 dan 25 juli 2013 dengan posisi kelas yang berbeda yaitu pada minggu pertama untuk anak-anak 2-3 tahun dan minggu kedua untuk 3-4 tahun sehingga kegiatan cuci tangan ini bisa berjalan saya efektif. Adapun lagu yang menjadi dasar untuk melakukan kegiatan sosialisai cuci tangan tersebut agar mampu mengundang minat anak-anak dengan Lyric sebagai berikut :

♫ ada tujuh langkah dalam cuci tangan..♫
Mulai dari depan hingga belakang
Sela-sela jari
Buku-buku jari  Kuku jari 
Jempol pergelangan 
Bilas sampai bersih bilas sampah bersih ( prook prook) ♫

  Dengan lirik tersebut ternyata mapu meningkatakan keinginan para murid PAUD untuk ikut cuci tangan bersama kami di dekat  keran yang disediakan untuk mencuci tangan masing-masing  dengan baik dan benar, karena keterbatasan waktu kita harus melaksanakannnya dua kali dan dengan kegiatan seperti ini semakin mendekatkan kami dengan anak-anak yang berada di PAUD Setyarini. 

  Hambatan yang ada tidak begitu berarti dan tidak memiliki kendala yang beratkan kami ketika menjalani program, hanya saja karena para murid PAUD jumlahnya snagat besar dan banyak sangatlah agak sulit membantu mereka karena sangat ribut layakanya anak keil pada umumnya yang sulit diatur, dan ada saja yang menagis dengan berbagai alasan. Namun hambatan ini menjadi pemicu bagi kami untuk lebih bisa memahami perasaan anak tersebut dan lebih interaktif lai dengan mereka melaui dari sosialisasi cuci tangan ini.

(YUDHESTI WAHYU HARDIASIH - 10/299295/SP/24099)

Lomba Bersih desa antara RT 03 dan RT 04 Dusun Pedes, kelurahan Argomulyo, kecamatan Sedayu, Bantul

Melihat keadaan Dusun Pedes yang mulai cukup baik dalam sisi kebersihannya, maka sesuai dengan rencana yang ada maka CSR Pertamina melaksanakan kegiatan lomba bersih desa 11 pedukuhan pada bulan november namun sebelum itu pada bulan agustus mereka mengadakan lomab bersih desa yang meilai RT mana yang menang dim masing-masing pedukuhan untuk menjadi perwakilan dari dusun tersebut. Disini diadakn kompetisi agar masyarakat merasakan greget  untuk menjadi pemenang sehingga bisa mendapatkan stimulan dari Pertamina untuk pengelolaan sampah mandir yang ada dengan alat pengelolaan sampah yang baik. Jika memengakan pertandingan tersebut. Disini yang menjadi latar belakang saya untuk bisa ikut bergabung dan melihat greget masyarakat dalam mengikuti program yang ada. Dengan hal ini saya bisa melihat pengayaan batin dan petualangan kemanusiaan yang kami rasakan dimana dengan hanya dengan berdasar pada semangat dan antusiasme yang tinggi  namun keterbatasan dari masyarakat tersebut masih sangat rendah baik dari ekonomi ataupun kapasitas pengetahuan namun kedua RT yang maju pun  bisa dapat meningkatkan kesadaran yang baik dan benar. 
Penilaian Lomba Bersih Desa

Lomba Bersih desa di RT 04

  Wilayah dusun pedes dimayoriritaskan pada jenis sampah organik sebanyak 75% dan anorganik ataupun B3 sebanyak 25 % dan atas dasar keinginan untuk CSR Pertamina untuk menigkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kesadaran secara mandiri maka mulai bulan juli awal dimulailah kegiatan lomba bersih desa yang ada bersamaan dengan KKN yang datang ke dusun pedes dimana diaharapkan KKN bisa bermutual dengan baik dengan CSR unuk mengantarkan ke lokasi ataupun pendapat atas pemberian penilaian yang dilaksanakan 2 kali pada tangaal 26 dan 27 juli 2013 dimana mereka memliki kriteria penilaian atas dasar kebersihan , manajemen dan kebersamaan. Pada saat pelaksanaan hal ini cukup melibatkan seluruh warga yang ada. 

  Sampai pada saat program lomba bersih desa tidak menimbulka kendala yang berarti karena pelaksanaan sesuai dan bejalan lancar shingga penilaian pun terasa lebih sehat dan adil.

(YUDHESTI WAHYU HARDIASIH - 10/299295/SP/24099)

Rintisan Kampung Perindang di RT 01, 02, 03, 04 05 dan 06 Dusun Pedes, kelurahan Argomulyo, kecamatan Sedayu, Bantul

Sosialisasi mengenai rintisan kampung perindang ini dilatarbelakangi  atas dasar melihat rumah warga yang pekarangannya masih sangat luas dan masih muat untuk ditanami tanaman apapun sehingga dapat memperindah kampung tersebut sekaligus atas dasar melihat harga sayur dan buah dimana buah bisa difungsikan sebagai perindang . pengetahuan atas masyarakat atas tempat pendistribusian tanaman perindang dan tanaman sayur yang ada sehingga dengan asas hal tersebut lah  kami selaku mahasiswa KKN berinisiatif untuk membuat program mengenai rintisan kampung perindang yang bsia diharpakan bisa berguna dan dengan mitra desa metes mereka menfasilitasi kami untuk mendapatkan bibit tersebut. Adapun pengayaan batin dan petualangan kemanusian yang bisa digali disini dimana kita melihat antusias masayarakat yang sangat tinggi atas adanya program tersebut sehingga bisa membuat kami memiliki perasaan dan dorongan yang cukup tinggi untuk membantu mereka di dalam memfasilitasi menanamkan tanaman buah yang bisa difungsikan sebagai tanaman perindang. Pengayaan batin dan petualangan manusia yang bisa dirasakan dalam program rintisan kampung perindang ini adalah dorongan dari kami yang merasakan bahwa anusiasme mereka dengan kondisi pekarangan luas namun hanya dapat difungsikan dengan tanaman bunga yang ada, namun tidak dapat difungsikan untuk sayur ataupun buah yang bisa difungsikan sebagai perindang dengan melihat kondisi tersebut kami akan mengusaahakan yang terbaik atas potensi dan kesadaranyang tinggi dari mereka. 
 
Kegiatan Rintisan kamum perindang ini dilaksanakan mulai dari minggu kedua taggal 14 juli 2013 di RT 03 melalui arisan ibu-ibu RT yang ada dengan mulai menceritakan bagaimana alasan dan tujuan kami ingin membuat program tersebut dengan paduan konsep dan penceritaan potensi yang ada agar mereka tertarik dan mereka merasa membutuhakan atas keberadaan tanaman perindang yang ada, dan
sosialisasi tersebut pun dilaksanakan jug apada RT yang lainnya pada minggu selanjutnya yaitu di RT 01, 05, 04, dan 06 pada arisan yang sudah terjadwalkan masing-masing. Dan dari 5  RT tersebut juga di sosialisasikan mengenai bibit perindang yang ada yang isiya oun juga sama dimana kami ingin membuat program yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki yaitu lahan yang luas dan beum difungsikan sebagai tanaman sayur dan buah yang oada waktu nanti bisa difungsikan sebagai tanaman perindang. Setelah dari sosialisasi tersebut tentu saja tetap ada sosilisasi lanjutan pada minggu setelahnya namun disertai penjualan bibit yang ada, namun kita disini memberikan kepada warga sesuai dengan bibit apa yang mereka mau sehingga tidak memberatkan mereka dan bisa berfungsi sampai tahun ke depannya sehingga bisa mengurangi beban ibu rumah tangga atas kenaikan harga buah dan sayur yang meningkat dari tahun ke tahunnya. Dan diharapkan program ini akan terlihat keberlanjutanya agar bisa bermanfaat bagi masyarakat baik secara ekonomis dan praktis nya. 

Dalam melaksanakan program rintisan kampung perindang tidak ditemukan kendala yang berarti di dalam acara maupun persiapan dimana waktu arisan sesuai seperti biasanya dan antusiasme masyarakat cukup tinggi untuk hal tersebut karena kami mahasiswa KKN memfasilitasi mereka untuk mendaptkan bibit yang sesuai dengan kondisi tanah dan potensi yang mereka miliki.

(YUDHESTI WAHYU HARDIASIH - 10/299295/SP/24099)

Rintisan Kampung Perindang di RT 01, 02, 03, 04 05 dan 06 Dusun Pedes, kelurahan Argomulyo, kecamatan Sedayu, Bantul

Sosialisasi mengenai rintisan kampung perindang ini dilatarbelakangi  atas dasar melihat rumah warga yang pekarangannya masih sangat luas dan masih muat untuk ditanami tanaman apapun sehingga dapat memperindah kampung tersebut sekaligus atas dasar melihat harga sayur dan buah dimana buah bisa difungsikan sebagai perindang . pengetahuan atas masyarakat atas tempat pendistribusian tanaman perindang dan tanaman sayur yang ada sehingga dengan asas hal tersebut lah  kami selaku mahasiswa KKN berinisiatif untuk membuat program mengenai rintisan kampung perindang yang bsia diharpakan bisa berguna dan dengan mitra desa metes mereka menfasilitasi kami untuk mendapatkan bibit tersebut. Adapun pengayaan batin dan petualangan kemanusian yang bisa digali disini dimana kita melihat antusias masayarakat yang sangat tinggi atas adanya program tersebut sehingga bisa membuat kami memiliki perasaan dan dorongan yang cukup tinggi untuk membantu mereka di dalam memfasilitasi menanamkan tanaman buah yang bisa difungsikan sebagai tanaman perindang. Pengayaan batin dan petualangan manusia yang bisa dirasakan dalam program rintisan kampung perindang ini adalah dorongan dari kami yang merasakan bahwa anusiasme mereka dengan kondisi pekarangan luas namun hanya dapat difungsikan dengan tanaman bunga yang ada, namun tidak dapat difungsikan untuk sayur ataupun buah yang bisa difungsikan sebagai perindang dengan melihat kondisi tersebut kami akan mengusaahakan yang terbaik atas potensi dan kesadaranyang tinggi dari mereka. 
 
Kegiatan Rintisan kamum perindang ini dilaksanakan mulai dari minggu kedua taggal 14 juli 2013 di RT 03 melalui arisan ibu-ibu RT yang ada dengan mulai menceritakan bagaimana alasan dan tujuan kami ingin membuat program tersebut dengan paduan konsep dan penceritaan potensi yang ada agar mereka tertarik dan mereka merasa membutuhakan atas keberadaan tanaman perindang yang ada, dan
sosialisasi tersebut pun dilaksanakan jug apada RT yang lainnya pada minggu selanjutnya yaitu di RT 01, 05, 04, dan 06 pada arisan yang sudah terjadwalkan masing-masing. Dan dari 5  RT tersebut juga di sosialisasikan mengenai bibit perindang yang ada yang isiya oun juga sama dimana kami ingin membuat program yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki yaitu lahan yang luas dan beum difungsikan sebagai tanaman sayur dan buah yang oada waktu nanti bisa difungsikan sebagai tanaman perindang. Setelah dari sosialisasi tersebut tentu saja tetap ada sosilisasi lanjutan pada minggu setelahnya namun disertai penjualan bibit yang ada, namun kita disini memberikan kepada warga sesuai dengan bibit apa yang mereka mau sehingga tidak memberatkan mereka dan bisa berfungsi sampai tahun ke depannya sehingga bisa mengurangi beban ibu rumah tangga atas kenaikan harga buah dan sayur yang meningkat dari tahun ke tahunnya. Dan diharapkan program ini akan terlihat keberlanjutanya agar bisa bermanfaat bagi masyarakat baik secara ekonomis dan praktis nya. 

Dalam melaksanakan program rintisan kampung perindang tidak ditemukan kendala yang berarti di dalam acara maupun persiapan dimana waktu arisan sesuai seperti biasanya dan antusiasme masyarakat cukup tinggi untuk hal tersebut karena kami mahasiswa KKN memfasilitasi mereka untuk mendaptkan bibit yang sesuai dengan kondisi tanah dan potensi yang mereka miliki.

(YUDHESTI WAHYU HARDIASIH - 10/299295/SP/24099)

Sosialisasi awal pengolahan sampah menjadi kompos di RT 01, 02, 03, 04 05 dan 06 Dusun Pedes, kelurahan Argomulyo, kecamatan Sedayu, Bantul

Kontrol Pemisahan Sampah di RT 03

Kontrol Pemisahan Sampah di RT 03
Masyarakat Dusun Pedes, kelurahan Argomulyo , kecamatan Sedayu Bantul mayoritas warganya bekerja pada pagi hari sehingga ketika sore hari baru berada di rumah. Karena kondisi daerah di dusun Pedes ini masih Desa maka rata-rata sampah yang ada adalah sampah organik  dimana terdiri sampah dedaunan dan sampah dapur rumah tangga yang pasti setiap hari pasti ada dan banyak jumlahnya. Melihat warga di Dusun Pedes harus difungsikan sebagai apa atau bisa untuk apa sampah organik tersebut. Rata-rata masyarakat memiliki Jugangan yang berfungsi untuk menumpuk sampah organik yang ada atau dibakar secara besar-besaran hampir setiap hari atau minimal 3 kali sehari-sehari, jugangan yang kami anggap sebagai potensi dan kesadaran masyarakat yang cukup besar, dimana mereka beberapa ada yang sudah meiliki kesadaran untuk mebuang di jugangan walaupun sebagian dari mereka masih harus membakar sampah tersebut. Atas dasar hal tersebut ada keinginan dari kami untuk membuat program yang berkaitan pemanfaatn sampah organik yang ada untuk enjadi kompos dengan pemanfaatan jugangan yang telah ada di masyarakat. Adapun pengayaan batin dan petualang kemanusiaan yang bisa didapatkan disini dimana antusias masyarakat yang ada sangat besar dan sangat  menguntungkan bagi anggota KKN seperti sudah terfasilitasi. Dan dengan hal tersebutlah kami pun bisa terlibat dan berinteraksi secara interaktif di masyarakat yang ada. 

  Kegiatan ini bekerja sama dengan Desa Metes dimana mereka membantu  kami dengan penggunaan aktifator sebagai alat yang difungsikan sebagai alat mempercepat pembusukan  sampah organik sehingga mempercepat untuk menjadikan pupuk kompos yang ada. Pada pengontrolan RT 03 dan RT 04 setiap hari rabu dan sabtu, RT 01 dan RT 02 hari senin dan kamis sedangkan hari selasa dan jum’at untuk RT 05 dan RT 06. Pengontrolan tersebut untuk RT 03 dimulai pada minggu kedua tepatnya pada tanggal 10 juli 2013 dan RT yang lainnya mengikuti pada minggu selanjutnya secara Door to Door.

Pengontrolan yang dimaksud adalah pengontrolan pemilahan sampah. Dan pengontrolan tersebut tentu saja sekalian bisa melihat bagaiman kondisi pemilahan sampah terutam ketika melihat sampah organik yang dimasukan ke jugangan dan sekaligus mengajarkan kepada mereka untuk mengolah sampah dengan menggunakan jugangan yang ada tentu sekaligus meberikan aktifator yang ada dan memberitahu mereka cara sederhana untuk membuat pupuk kompos yang ada dengan cara sederhana pada jugangan mereka. Hal tersebut bisa dikontrol selama pada saat pengontrol RT tersebut seminggu 2 kali. Masyarakat cukup bersemangat atas adanya program ini karena masyarakat merasa sampah organik yang mereka  pikirkan hanya  sebagai sampah alam yang hanya bisa dibakar dan tidak dapat difungsikan apapun. Selama pengontrolan berjalan pun dpat dilihat bahwa bahwa mereka sudah mulai sedikit demi sedikit untuk mengurangi mebakar sampah dan mulai bisa untuk mengumpulkan sampah organik dan sampah dapur yang ada di dalam jugangan mereka masing-masing. Selain bermanfaat untuk menanam tanaman yang ada hal tersebut juga berguna untuk meningkatkan ekonomi warga yang ingin meproduksi pupuk kompos untuk dijual.  Pengayaan batin dan petualangan kemanusian yang bisa saya daatkan disini seperti ada dorongan dalam diri saya melihat kndisi yang masih desa dengan sampah organik yang jumlahnya 75% lebih bnayk dari sampah lainnya, namun mereka masih memiliki jugangan untuk menjadikan sebagai alat pembuang sampah dan sebagi alat untuk membuat kompos yang ada, sehingga ala tersebut membuat mahasiswa KKN sangat berinisiatif untuk mebantu warga dnegan cara sederhana dengan swadaya masyarakat yang ada. 

  Tidak ada kendala yang berarti dalam melaksanakan program ini dikarenakan program ini  dilaksanakan bersaman dengan pengontrolan pemisahan sampah yang ada sehingga program ini berjalan bisa multifungsi. dan alat aktfifator yang disediakan sangatlah berguna karena bisa mempercepat pembusukan sampah dan dari hal tersebutlah dengan cara yng sederhana dan tidak memberatkan warga.

(YUDHESTI WAHYU HARDIASIH - 10/299295/SP/24099)

Sosialisasi Pemilahan Sampah antara sampah organik, anorganik dan B3 di RT 01, 02,03, 04, 05 dan 06 Dusun Pedes, kelurahan Argomulyo, kecamatan Sedayu, Bantul.

Sosialisasi atas pemilahan sampah antara sampah organik, anorganik dan B3 di RT 01,02, 03, 04, 05 dan 06 dikatakan sebagai tahap awal didalam mengelola sampah secara mandiri dimana kesadaran warga mulai dipupuk dari hal tersebut, dimana mereka mulai memilah sampah dari yang organik dan anorganik dan B3. Seperti yang diketahui kondisi lingkungan dan masayarakat yang ada masih tergolong sehingga 75 persen sampah yang ada merupakan sampah organik , sedangkan sampah yang lain seperti plastik, kertas dan B3 hanya 25% dari kandungan sampah yang ada di masyarakat. Selain karena sebagai tahap awal dalam pembuatan dalam pengelolaan sampah mandiri, sosialisasi pemilahan sampah ini juga bertujuan agar masyarakat tidak mencampurkan semua sampah menjadi satu namun harus bisa memisahkan sehingga dapat dimanfaatkan lagi dalam tahap selanjutnya. Bisa dilihat juga bagaimana pengayaan batin dan petualangan manusia terjadi di dalamnya dimana pengayaaan batin dari diri saya sendiri dimana saya cukup prihatin ketika melihat dusun ini belum terkelola dengan baik dan kepercayaan masyarakat, ketika sudah melakukan pemilahan tidak ada jaminan untuk kelanjutan program tersebut dimana pengepulnya dan lain sebagainya dan juga mereka lebih memilih untuk dibakar daripada dipilah padahal banyak kerugian yang akan ditimbulka dalam membakar sampah tersebut. 
Sosialisasi di RT 05

Sosialisasi di RT 05

  Berdasarkan hasil survey  terhdap kondisi sampah yang ada di dusun pedes kami merasa keadaran masyarakat sudah ada untuk memilah sampah yang baik dan benar dan mengembalikan lagi kepercayaan masyarakat dengan mengembalikan merekauntuk mau melakukan kembali  pengolahan sampah yang baik dan benar. Sehingga selanjutnya dapat berlanjut dengan baik. 

 Kegiatan yang berupa sosialisasi pemilahan sampah ini bertujuan pada warga agr bisa memilah sampah dengan baik dan benar yang mana sampah organik terdiri dari sampah dedaunan atau sampah organik , sampah anorganik masih terbagi menjadi 2 kertas dan plastik dan juga sampah B3 yang meiliki arit berat, beracun dan berbahaya yang di dalamnya terdapat kaca, logam dan baterai. Sosialisasi mengenai pemilahan sampah ini   dilaksanakan tanggal 3 juli 2013 untuk RT 02 pada salah satu dasawisma, 5 juli 2013 untuk RT 04, 07 juli 2013 untuk RT 01, 05 dan RT 03 pada arisan ibu-ibu masing-masing RT dimulai dari RT 02 pada salah satu dasawisma jam 15.00 yang mana jumlah peserta anggota arisan mencapai 25 orang pada saat itu dimana sekalian kita memperkenalkan bahwa kami akan KKN di dusun tersebut selama 2 bulan.   Dan tanggal 5 juli 2013 untuk RT 04 kita juga memasuki Arisan ibu-ibu pada jam 19.00 sekaligus tanggal 7 juli 2013 pada jam 11.00 untuk RT 01 dan RT 05 dan jam 14.00 untuk RT 03 dan dari acara tersebut memiliki agenda yang sama yaitu mengenai sosialisasi pemilahan sampah organik, anorganik dan B3 yang direspon cukup baik oleh masyarakat sehinggga mereka sekaligus sharing mengenai masalah sampah yang berada di RT masing-masing. Mereka merespon sangat baik dan berbagi cerita mengenai hal tersebut. Mulai dari kepercayaan mereka yang “dikhianati” sebelumnya dan ketakutan akan kelanjutan program sampah tersebut, seperti pengepulnya hanya berjalan pada masa program tersebut saja.  Dengan melalui arisan tersebut warga merasa antusias untuk mendengarkan dan sharing secara interaktif dengan kami sebagai mahasiswa KKN. Dan menindak lanjuti dari kegiatan sosialisasi ini terdapat kontrol terhadap  pemilahan sampah yang sudah dilakukan secara door to door mulai dari RT 01 dan RT 02 yang dikontrol hari senin kamis. Sedangakan hari selasa dan jum’at pengontrolan yang dilakukan untuk RT 05 dan 06, dan juga untuk RT 03 dan RT 04 yang dilksanakan rabu dan sabtu dan pengontrolan ini berlangsung sampai dengan minggu keempat masa KKN kami. Dan pengontrolan tersebut dilaksanakan waktunya sore dan melalui cara tersebutlah warga sangat interaktif dan antusias dalam merespon program tersebut.  Dan disini bisa diceritakan dari realisasi tersebut keterlibatan masyarakat dalam merespon program ini sangat baik sehingga dapat dikatakan masayarakat antusias untuk menerima program ini namun harus sangat perlahan kembali mebangkitkan kesadaran mereka tas ppemilahan sampah. Hasil kegiatan ini pun bisa terlihat bahwa masyrakat sudah mulai mengawali lagi pemilahan awal sampah yang ada 

  Adapun beberapa kendala dalam pelaksanaan program ini  diantaranya adalah ketika di awalnya warga masih sulit untuk digali kesadarannya karena mereka masih takut akan kelanjutannya ketika mereka sharing masalah sampah yang mereka pada kami, namun hambatan tersebut dapat kita atasi dengan baik dimana terdapat jaminan dari mitra kami yaitu desa Metes agar mau dan mampu menjamin keberlanjutan sampah yang ada.  Terutama di dalam hal pengepulan.

(YUDHESTI WAHYU HARDIASIH - 10/299295/SP/24099)

Penyuluhan mengenai penyakit zoonosis dapat yang ditularkan melalui lingkungan yang tidak bersih

Istilah zoonosis telah dikenal untuk menggambarkan suatu kejadian penyakit infeksi pada manusia yang ditularkan dari hewan vertebrata. Hal inilah yang dewasa ini menjadi sorotan publik dan menjadi objek berbagai studi untuk mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan wabah tersebut yang diharapkan nantinya akan diperoleh suatu sistem terpadu untuk pemberantasan dan penanggulangannya.    Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus misalnya penyakit mulut dan kuku pada sapi,  influenza pada unggas dan babi, dan rabies pada anjing, kucing, dan kera. Untuk penyakit mulut dan kuku pada sapi disebabkan oleh virus dari familia Picornaviridae. Jika manusia mengkonsumsi daging sapi yang terkena penyakit ini dapat mengakibatkan luka-luka koreng di tubuhnya yang nantinya akan mengakibatkan kelumpuhan dan bahkan kematian.

Sosialisasi Penyakit Zoonosis

Pembagian Pamflet

Bakteri penyebab Leptosirosis yaitu bakteri Leptospira sp. Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air.  Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam  air menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru. Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir. Di Indonesia, penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir. Keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri Leptospira berkembang biak. 

Kegiatan ini  bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bantul dalam hal penyediaan pamflet mengenai zoonosis. Mahasiswa KKN PPM UGM Subunit Pedes mendapatkan bantuan berupa 20 lembar pamflet mengenai zoonosis dari Dinas Pertanian Kabupaten Bantul yang akan dibagikan  ke warga Dusun Pedes.  Pengambilan  pamflet dilakukan pada tanggal  22 Juli 2013  di  Dinas Pertanian Kabupaten Bantul.  Prosedur pembagian ke masyarakat disebarkan bersamaan dengan pamflet daging ASUH baik secara personal maupun lewat arisan ibu-ibu RT. Antusiasme warga terhadap program ini cukup baik, yang ditandai dengan banyaknya ibu-bu yang lansung menyimpan pamflet dan antusias melakukan tanya jawab dengan mahasiswa KKN PPM UGM.

Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan program ini. Semua pihak sangat mendukung terlaksananya program ini. 

(YESICA NOVRIANI PURBA, S.K.H. - 12/341704/KH/7591)

Pemberian obat cacing pada hewan ternak besar di Dusun Pedes

Penyakit yang disebabkan oleh cacing merupakan kejadian yang cukup sering menyerang ternak sapi. Penyakit yang cukup sering menyerang sapi muda (pedet) dan biasanya terjadi pada musim hujan atau dalam kondisi lingkungan yang basah atau lembab ini umumnya disebabkan oleh cara pemeliharaan yang kurang diperhatikan sehingga infeksi yang parah dapat menyebabkan tingkat kematian yang cukup tinggi. Pada peternakan rakyat dengan sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional yakni dengan membiarkan ternaknya mencari pakan sendiri meskipun pada lingkungan yang disinyalir telah terkontaminasi dengan cacing akan lebih memudahkan ternak terinfestasi cacing ketimbang sapi yang dipelihara dengan sentuhan pemeliharaan modern.
Pengemasan Obat Cacing Serbuk ke Dalam Plastik

Pemberian Obat Cacing pada Sapi

Walaupun penyakit cacingan tidak langsung menyebabkan kematian, namun secara ekonomi dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu tidak heran kalau penyakit cacingan ini sering disebut sebagai penyakit ekonomi. Ternyata cukup banyak, mulai dari penurunan berat badan, terhambatnya pertumbuhan pada sapi muda, penurunan kualitas daging, kulit dan jeroan pada ternak potong, penurunan produksi susu pada ternak perah dan bahaya penularan pada manusia.  Sebagian besar masyarakat di Pedes belum mengetahui pentingnya pemberian obat cacing kepada ternak. Dengan adanya program pemberian obat cacing, diharapkan pertumbuhan sapi menjadi lebih cepat dan gemuk.

Program pemberian obat cacing  ini berlansung berkat kerjasama antara KKN PPM UGM Subunit Pedes dengan pihak Dinas Pertanian Kabupaten Bantul  dan Poskeswan Pajangan, Bantul. Mahasiswa KKN PPM Subunit  Pedes menerima bantuan berupa 3.000 gram obat cacing LMS 200. Pengambilan desinfektan dilakukan pada tanggal 22 Juli 2013di Dinas Pertanian Kabupaten Bantul dengan bantuan staf dari Poskeswan Pajangan. Persiapan meliputi pengemasan obat cacing ke dalam plastic sheet, dibedakan menjadi 3 kategori: sapi dewasa (1), anak sapi/pedet (2), dan kambing/domba (3). Khusus untuk obat cacing cair, lansung diberikan kepada hewan ternak dengan menggunakan spuit. Penyebaran obat cacing dilakukan dengan cara mengunjungi rumah warga yang memiliki ternak. Program ini dirasa cukup berhasil, terlihat dari antusiasme warga dalam menyambut dan bertanya jawab dengan mahasiswa KKN PPM UGM.

Program  ini terhambat oleh jumlah ternak yang banyak, peternak yang sedang tidak ada di rumah (sibuk bertani dan mencari makan untuk ternaknya) serta wilayah dusun yang sangat luas.

(YESICA NOVRIANI PURBA, S.K.H. - 12/341704/KH/7591)

Program desinfeksi terhadap kandang ayam

Disinfektan siap Dibagikan

Pengepakan Disinfektan
Avian Influenza atau yang sering disebut dengan Flu Burung merupakan salah satu penyakit utama unggas yang sering menyerang unggas dan dapat menyebar ke manusia dan mengakibatkan kematian. AI juga salah satu penyakit yang sedang berusaha diberantas oleh Pemerintah Indonesia akibat efeknya yang sangat merugikan baik untuk peternak maupun masyarakat.  Untuk mendapatkan kesuksesan dalam beternak ayam, salah satu yang memegang peranan penting adalah dalam hal biosecuritynya. Dan untuk kesuksesan biosecurity itu sendiri dibutuhkan beberapa tahapan yang harus diperhatikan. Tahap paling penting dari biosecurity unggas adalah program pembersihan dan desinfeksi kandang ayam yang dilakukan secara efektif. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan bakteri pathogen (agen penyebab penyakit di lapangan).  Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat Dusun Pedes, sebagian besar masyarakat memiliki ayam dan ada keluhan dari warga mengenai banyaknya ayam yang mati akibat sakit. Hal itulah yang mendorong saya untuk memilih desinfeksi kandang ayam sebagai salah satu program.  Diharapkan dengan adanya program desinfeksi kandang ayam  ini, jumlah ayam yang sakit dapat menurun serta kebersihan kandang dapat lebih terjaga.

Program desinfeksi kandang ayam ini berlansung berkat kerjasama antara KKN PPM UGM Subunit Pedes dengan pihak Dinas Pertanian Kabupaten Bantul. Mahasiswa KKN PPM  Subunit Pedes menerima bantuan berupa 1 liter desinfektan dari Dinas Pertanian Bantul. Pengambilan desinfektan dilakukan pada tanggal 30 Juli 2013. Persiapan pelaksanaan program berupa pembelian botol plastik dengan ukuran 30 ml, desinfektan lalu dikemas kedalam botol. Desinfektan lalu dibagikan ke masyarakat dengan cara  door-to-door mulai tanggal 20 Agustus sampai 22  Agustus 2013.  Setiap pemilik ayam diberikan desinfektan sesuai jumlah kandang yang dimiliki dan diberi penjelasan mengenai cara pemakaiannya. Di beberapa RT, desinfektan dititipkan ke ketua RT karena jumlah warga yang memiliki ayam sulit diperkirakan. Secara garis besar program ini dirasa cukup berhasil, terlihat dari antusiasme warga dalam bertanya dan menyampaikan keinginan untuk segera memakainya.

Kurangnya pendataan mengenai jumlah ternak ayam yang ada di masing-masing RT sebelum pendistribusian terlaksana menyebabkan pendistribusian kurang merata.

(YESICA NOVRIANI PURBA, S.K.H. - 12/341704/KH/7591)

Pengenalan berbagai macam hewan kepada PAUD

Perburuan satwa yang dillindungi untuk dijual atau diambil kulit maupun dagingnya, punahnya satwa langka dan eksotis, pengerusakan habitat asli hewan liar merupakan salah satu permasalahan yang selalu diangkat oleh dunia. Melihat hal ini, saya membuat program pengenalan berbagai macam hewan kepada  PAUD.  Dengan adanya pengenalan berbagai jenis satwa kepada anak-anak usia dini (PAUD) diharapkan dapat menambah pengetahuan baru dan menumbuhkan rasa sayang dan keinginan untuk menjaga satwa dan melestarikan lingkungan. 


Program pengenalan hewan ini berlansung berkat kerjasama antara KKN PPM UGM Subunit Pedes dengan pihak pengajar PAUD Setyarini Pedes. Kegiatan pengenalan satwa dilaksanakan secara bertahap di gedung PAUD Setyarini Pedes. Tahap pertama adalah pengenalan hewan secara personal dengan anak-anak PAUD selama seminggu melalui mainan berbentuk hewan dan poster-poster binatang. Tahap kedua berupa pelaksanaan panggung boneka dengan tema “Bertamasya ke Kebun Binatang” dengan menggunakan boneka tangan berbentuk hewan dan manusia. Melalui panggung boneka, anak-anak diberi pengetahuan mengenai jenis hewan, cirri-ciri, makanan serta habitatnya. Di akhir panggung boneka, anak-anak diajarkan lagu tentang binatang.  Secara garis besar program ini dirasa cukup berhasil, dapat dilihat dari antusias anak-anak PAUD dalam menonton panggung boneka.

Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan program ini. Semua pihak sangat mendukung terlaksananya program ini.

(YESICA NOVRIANI PURBA, S.K.H. - 12/341704/KH/7591)

Penyuluhan mengenai bahan pangan yang ASUH

.Pada masa sekarang ini, di saat harga bahan pokok terutama daging mengalami kenaikan, banyak ditemukan adanya daging ayam tiren, daging sapi glonggongan dan ada juga penjual nakal yang menjual daging sapi yang dicampur dengan daging babi.  Penyediaan daging untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani yang  terus meningkat khususnya di pasar tradisional hingga saat ini belum banyak mendapat perhatian sehingga aspek kualitas daging cenderung terabaikan. Padahal situasi pasar tradisonal dengan segala kegiatan dan kondisi lingkungannya justru memiliki potensi kontaminasi yang tinggi terhadap daging yang dijajakan. Oleh sebab itu, perlu adanya sosialisasi mengenai bahan pangan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) agar masyarakat dapat terhindar dari kecurangan yang dilakukan penjual, dan agar kesehatan masyarakat tetap terjaga

  Kegiatan ini bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bantul dalam hal penyediaan pamflet mengenai daging ASUH. Mahasiswa KKN PPM UGM Subunit Pedes mendapatkan bantuan berupa 20 lembar  pamflet  mengenai daging ASUH dari Dinas Pertanian Kabupaten Bantul yang akan dibagikan ke ibu-ibu warga Dusun Pedes. Pengambilan  pamflet  dilakukan pada tanggal  22 Juli 2013  di Dinas Pertanian Kabupaten Bantul. Prosedur pembagian ke masyarakat disebarkan baik secara personal maupun lewat arisan ibu-ibu per-RT. Antusiasme warga terhadap program ini cukup baik, yang ditandai dengan banyaknya ibu-bu yang lansung menyimpan pamflet dan antusias melakukan tanya jawab dengan mahasiswa KKN PPM UGM.

     Kendala yang dihadapi dalam program ini adalah  terbatasnya jumlah pamflet yang dimiliki sehingga harus diperbanyak dengan mesin fotocopy. Padahal ibu-ibu sebaiknya diberikan pamflet berwarna agar dapat membedakan bahan pangan melalui gambar.

(YESICA NOVRIANI PURBA, S.K.H. - 12/341704/KH/7591)

Sosialisasi dan workshop mengenai proses pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kompos.

Dalam bidang pertanian, tanah mempunyai arti yang sangat penting dilihat dari kemampuannya untuk menyediakan unsur hara/makanan bagi tanaman dengan jumlah yang tepat sehingga  dapat menghasilkan produk yang optimum.  Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia, dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif bagi tanaman.  Untuk memperoleh  produktivitas yang tinggi pada pertanian tidak hanya dibutuhkan kesuburan tanah tetapi bagaimana seorang petani mampu mengolah lahannya dan mengatur ketersediaan unsur hara yang ada.

Salah satu cara untuk menjaga kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan. Pemupukan adalah pemberian bahan kepada tanah untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah, serta mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dengan tujuan mendapatkan produktivitas pertanian yang maksimal. Di masa sekarang ini banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik karena kepraktisannya. Mereka belum banyak menyadari bahwa pupuk anorganik justru bisa menurunkan kualitas tanah dan produktivitasnya di masa mendatang jika pemakaiannya berlebihan. Selain itu masalah lain dari pupuk  anorganik adalah harganya yang relatif mahal,   serta ketersediaannya yang kadang menyulitkan petani hingga terjadi kelangkaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengubahan pola penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik, salah satunya yaitu dengan menggunakan kompos.
Pendataan Ternak

Pelatihan Pembuatan Kompos

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Kompos sendiri dapat dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya,   sisa-sisa pertanian seperti hasil pangksasn sisa tanaman (tanaman kacang-kacangan/legum), jerami padi, sampah kota, sampah rumah tangga, sampah pasar, hijau-hijauan, dan limbah industri.

Kotoran sapi maupun kotoran kambing merupakan bahan yang mempunyai kandungan unsur hara lengkap dengan proporsi yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lain. Selain mengandung unsur-unsur makro (Nitrogen, Fosfor, Kalium) juga mengandung unsur-unsur mikro (kalium, Magnesium, serta sejumlah kecil mangan, tembaga, borium dll) yang dapat menyediakan unsur-unsur atau zat makanan bagi kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Selain itu, pupuk kompos dari bahan kotoran sapi dan kotoran kambing memiliki kelebihan yaitu memperbaiki sifat fisik, kimia, serta biologi tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah serta sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Berdasarkan hasil observasi, terlihat kotoran sapi masih banyak yang belum diolah, bahkan menumpuk di dalam kandang. Kondisi seperti itu akan mempengaruhi kesehatan ternak dan peternak yg biasa memelihara sapi di sebelah rumahnya. Hal inilah  yang mendorong saya untuk membuat program pemamfaatan kotoran ternak men jadi kompos.

  Kegiatan ini bekerjasama dengan P.T. Pertamina, dimana P.T. Pertamina menyediakan alat serta fasilitator untuk pelatihan pembuatan kompos.  Program diawali dengan kerja bakti sekaligus pengecekan kompos yang telah dibuat di salah satu RT dengan bahan sisa-sisa limbah rumah tangga. Sensus ternak dilakukan untuk mengetahui jumlah sapi yang bisa dijadikan sebagai sumber utama bahan pembuatan kompos.  Workshop dan pelatihan pembuatan kompos dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2013, dengan menggunakan fasilitator yang telah disiapkan oleh P.T. Pertamina. Program ini dirasa cukup berhasil, karena terlihat antusiasme warga dalam pelatihan pembuatan kompos.

    Kurangnya komunikasi dengan pihak P.T. Pertamina sebagai mitra, sehingga menyebabkan kurang sinkronisasi program dengan pihak Mahasiswa KKN PPM UGM. Banyak masyarakat yang pesimis akan program kompos karena sebelumnya ada pihak dari luar yang telah melaksanakan program yang sama, dan meninggalkan kesan yang tidak baik. Hal ini membuat motivasi dan semangat warga berkurang.

(YESICA NOVRIANI PURBA, S.K.H. - 12/341704/KH/7591)

Lomba memasak bapak – bapak (17 Agustus-an)

Program  lomba memasak bapak  –  bapak ini diikuti oleh kelompok ronda yang ada di pedukuhan Pedes.  Program ini merupakan program monodisipliner  yang bertujuan  untuk mengetahui kemampuan memasak bapak  –  bapak dan untuk memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 68.

Program lomba memasak bapak  –  bapak ini  bekerja sama dengan Kelompok Pemuda Pemudi Pedes (KPPP) dimana para pemuda pemudi menyiapkan tempat serta bahan yang akan digunakan, sedangkan alat dibawa oleh masing – masing peserta. Satu kelompok terdiri dari 3 orang  dimana terdapat 7 kelompok ronda,  dimana bapak  – bapak ini tidak mengetahui masakan apa yang dimasak karena bahan  –  bahan yang disediakan dirahasiakan oleh panitia sehingga biar menjadi kejutan bagi para peserta lomba.  pada saat  lomba dimulai peserta baru membuka bahan yang telah disediakan oleh panitia diatas meja dan dibacakan ketentuan untuk setiap kelompok yang ada.





Untuk kelompok 1 memasak masakan basah, untuk kelompok 2 memasak masakan kering, kelompok 3 memasak masakan basah, kelompok 4 memasak masakan kering, kelompok 5 memasak masakan basah, kelompok 6 memasak masakan kering dan kelompok 7 memasak masakan basah. setelah lomba selesai terdapat 2 juri yang akan menilai. Juri ini sudah sangat ahli dibidangnya yaitu Ibu Dukuh  dan Ibu ketua PKK Pedes. Nilai akhir untuk juara 1 yaitu 754, juara 745 dan juara 3 736. 

Hadiah diberikan kepada pemenang pada malam puncak tirakatan yaitu 19 Agustus 2013.   Lomba ini dilakukan pada tanggal 29 Juli 2013 pukul 19.00 WIB. Lokasi lomba ini bertempat di lapangan bulutangkis RT 02. Perlombaan memasak Bapak – Bapak ini bersamaan dengan lomba “idak deklit” khusus untuk Ibu – Ibu sehingga suasana sangat seru dan warga sekitar banyak yang datang untuk memberikan semangat, teriakan maupun motivasi bagi para peserta.

(ROBBY FERNANDO - 10/300326/TP/09801)

Pembuatan Plangisasi

Program ini bersifat interdispliner dengan klaster teknik dimana didalam program ini membutuhkan alat yang berasal dari program pembuatan biopori  untuk membuat lubang penancapan tiang. Bahan  –  bahan yang digunakan dalam pembuatan program ini antara lain cat kayu sebanyak 8 buah, tiang kayu 8 buah  2m, papan kayu 8 buah 18x50 cm, kuas 5 buah, paku, palu, amplas dan cetakan huruf RT dan angka 0 hingga 8 yang terbuat dari akrilik. Tujuan dari program pembuatan plangisasi ini  yaitu untuk membantu warga pedukuhan Pedes maupun masyarkat pendatang supaya lebih mudah dalam menemukan RT 01 hingga 08 yang ada di pedukuhan Pedes ini, karena di pedukuhan ini informasi mengenai tersebut sangat kurang sehingga warga terkadang sulit menemukan daerah yang akan mereka tuju.




  Setelah semua bahan tersedia, program pembuatan plangisasi ini dilakukan. Pertama melakukan pengamplasan  terhadap tiang dan papan yang akan digunakan sehingga halus dan mudah untuk dilakukan penulisan. Setelah semua diamplas, tahap berikutnya yaitu pengecatan warna dasar untuk kayu dan papan yaitu biru muda kesemua bagian kayu hingga rata dan tidak terlihat lagi warna kayu tersebut. Setelah kering kemudian dilakukan pencetakan tulisan RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RT 06, RT 07 dan RT 08 menggunakan cetakan yang terbuat dari akrilik dengan warna tulisan yaitu putih  pada papan kayu yang telah di bentuk menjadi bentuk panah. Penulisan huruf dan angka tersebut depan dan belakang supaya terlihat pada seluruh bagian oleh warga maupun pendatang. Setelah kering papan dipaku dengan tiang tersebut, kemudian dipasang di masing  – masing daerah sesuai dengan tulisan yang telah dibuat untuk memberikan informasi jalan. Pembuatan lubang untuk tiang kayu dibantu dari alat program biopori sehingga tiang bisa menancap dalam dan kokoh.

(ROBBY FERNANDO - 10/300326/TP/09801)

Sosialisasi Pemasaran Kerajinan Tangan Melalui Website

Program ini merupakan program interdisipliner yang bekerjasama dengan kluster Sains Teknik untuk membuat konten website serta kluster teknik yang membuat peta pedukuhan Pedes, Sedayu ini. Program pembuatan website ini bertujuan sebagai sarana pengenalan serta penjualan bagi warga pedukuhan Pedes yang ingin mengembangkan di bidang usaha ini, sehingga dapat memberikan  income yang cukup lumayan untuk mecukupi kehidupan sehari – hari, sekaligus memasukkan peta kedalam website sehingga orang lain yang melihat web ini dapat berkunjung ke pedukuhan Pedes dan dapat melihat kerajinan – kerajinan yang telah dibuat oleh warga pedukuhan Pedes sendiri. Masyarakat lain yang tertarik dapat saja datang dan meminta pelatihan pembuatan kerajinan tangan ini.


Pembuatan website pertama kali melakukan pemilihan desain yang hendak digunakan  sebagai  background  website tersebut, kemudian memberikan struktur  – struktur serta tambahan untuk memperjelas bagian website tersebut. Pembuatan website ini dilakukan kurang lebih 6 hari membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan uji coba komponen – komponen yang ada pada website tersebut. Uji coba website dengan melakukan input data kedalam website berupa artikel dan foto dan dilihat hasilnya apakah sudah benar dan rapi atau belum, jika masih ada yang salah dilakukan perbaikan sehingga website ini enak dipandang.

Pemasaran yang dilakukan hanya menampilkan hasil kerajinan yang telah dibuat oleh  Ibu  –  Ibu warga Pedes kemudian masyarakat dapat melihat lihat model melalui website yang telah dibuat dan bagi masyarakat yang mungkin ingin membeli dapat datang ke pedukuhan Pedes atau melalui nomor telepon yang tertera pada website untuk cara pengantaran ke daerah yang diinginkan atau melalui media online seperti Facebook.  Alamat website yang telah dibuat yaitu pedessedayu.wordpress.com  dan untuk pengelolaan website ini diserahkan sepenuhnya oleh pemuda pemudi yang ada di Pedes ini dan jika ada warga yang ingin melakukan upload gambar hasil kerajinan yang telah dibuat dapat menghubungi pemuda pemudi Pedes untuk membantu Ibu  –  Ibu sehigga koordinasi yang dapat berjalan dengan baik. Pemuda pemudi pedes pun juga sudah diberikan pengarahan terlebih dahulu dan pelatihan dalam melakukan pengolahan website ini sehingga kedepannya para pemuda pemudi ini dapat meneruskan website yang telah dibuat serta mungkin dapat memajukan pedukuhan Pedes ini dengan artikel  –  artikel yang berhubungan dengan pedukuhan Pedes atau dengan memperkenalkan UMKM   - UMKM yang ada di pedukuhan Pedes ini seperti pekerjaan pengelasan yang dirintis oleh pemuda pemudi Pedes  untuk mendatangkan income yang dapat membantu kas organisasi mereka.

Dalam pelaksanaan program pembuatan website ini  secara keseluruhan pelaksanaan program ini berjalan lancar, dengan di dukung jaringan internet yang mencukupi sehingga pembangunan website ini bisa selesai sesuai dengan rencana.

(ROBBY FERNANDO - 10/300326/TP/09801)

Pembuatan Kerajinan Tangan Berbahan Dasar Sampah Anorganik

Program ini merupakan program tema yang bersifat interdispliner. Program ini berinterdispliner dengan Sains Teknik.  Program ini bertujuan untuk  memanfaatkan limbah anorganik yang sulit terurai menjadi kerajinan tangan yang bernilai lebih dan dapat memanfaatkan waktu luang bagi ibu – ibu yang hanya berada di rumah saja. Sampah  –  sampah anorangik seperti tas plastik  yang berwarna warni dapat diubah menjadi kerajinan tangan yang indah seperti bunga berserta tangkainya, bros, tas tangan, dsb. Pertama - tama pelatihan dimulai dengan memberikan video mengenai cara –  cara mengolah sampah anorganik menjadi kerajinan tangan  yang bagus, kemudian bahan – bahan yang telah dibawa oleh masing – masing warga disiapkan. Sampah tas plastik  atau kresek tersebut di potong  pada bagian sisi sisi kresek tersebut menjadi helaian panjang dan tangkai atau pegangan dari tas plastik tersebut digunting sehingga terlihat persegi panjang atau lembaran kresek yang cukup panjang, kemudian tas kresek tersebut  diatasnya diberikan kertas  pilus  kemudian di gosok dengan setrika  secara perlahan – lahan dengan suhu setrika yang tidak terlalu panas, cukup panas saja hingga
tas kresek tersebut menjadi keras dan kaku dan siap  di gunting atau dibentuk sesuai dengan kebutuhan atau keinginan.  Tas kresek yang digunakan dapat ditumpuk  – tumpuk untuk memberikan gradasi warna yang diinginkan, seperti untuk membuat warna abu – abu diperlukan tas kresek berwarna hitam serta tas kresek berwarna putih. Tas tersebut ditumpuk menjadi satu, digosok, jika sudah keras plastik tersebut siap dibentuk sesuai kebutuhan. 







Bentuk dari kerajinan tangan yang dilakukan yaitu bentuk bunga dimana untuk tangkai dan kelopak telah disediakan oleh mahasiswa KKN PPM UGM, untuk daun dibentuk dari plastik  tersebut serta bros, kalung dan bando, namun untuk bros, kalung dan bando hanya diberikan pelatihan dasar saja dikarenakan bahan yang diberikan tidak mencukupi da nada bahan – bahan yang juga kurang, kemudian bunga  – bunga yang telah jadi di tancapkan pada tangkai kemudian diberi daun dengan menggunakan lem sehingga bunga dari kerajinan tangan berbahan dasar sampah organik khususnya tas kresek telah jadi dan siap untuk dijadikan koleksi maupun dijual oleh warga. Pelatihan kerajinan tangan ini mendatangkan warga yang sudah berpengalaman dalam pembuatan kerajinan ini sehingga para warga yang hadir pun sangat terbantu dengan ibu  –  ibu dari desa Metes yang sudah menguasai kerajinan ini. Trainer yang diundang terdapat 3 orang yaitu Ibu Erni, Ibu Jun dan Ibu Yences. Peserta yang ikut ibu –  ibu dari RT 01 hingga RT 06  yang memiliki keinginan untuk mengetahui proses pembuatan kerajinan ini antara lain Ibu Eny Sukamsih, Ibu Asih, Ibu Tus, Ibu Sumiyah, Ibu Rini, Ibu Tari, Ibu Wiwit, Ibu Ajeng, Ibu Puput, Ibu Tri Maryani, Ibu Susi, Ibu Retno, Ibu Suratini, Ibu Kasiah, Ibu Marsini,  Ibu Sri Utami, Ibu Marwanti  dan Ibu Dewi. Kegiatan ini dilakukan pada 28 Juli 2013 pukul 13.00 kemudian berlanjut kepada arisan ibu  –  ibu setiap RT sehingga ibu  –  ibu yang pada tanggal 28 Juli 2013 tidak dapat hadir bisa mengetahui cara pembuatan kerajinan  tersebut. Total peserta yang datang pada tanggal tersebut sebanyak 18 orang. Pelatihan ini berlangsung sukses dan warga sekitar pun masing  – masing dapat membuat kerajian tangan tersebut dengan baik.

(ROBBY FERNANDO - 10/300326/TP/09801)

Sosialisasi Penanganan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu dan Tempe

Program ini merupakan program  pertama dan utama klaster Agro.  Sosialiasi pelatihan penanganan limbah ini dilakukan dengan tujuan sebagai pemberian informasi kepada masyarakat sekitar mengenai dampak bahaya dari limbah padat cair tempe maupun tahu serta mengenalkan manfaat yang dapat digunakan dari limbah padat dan cair yang berasal dari  industry tahu dan tempe. Jumlah industri tahu yang ada di pedukuhan Pedes ini yaitu 3 sedangkan industry tempe ada 1. Industry tahu sendiri RT 05 terdapat 2 dan RT 02 terdapat 1 industri, sedangkan industry tempe sendiri terdapat di RT 05 saja. Sosialisasi  ini dilakukan guna memberikan wawasan mengenai limbah yang dihasilkan dari industry tahu dan tempe. Sosialisasi ini tidak hanya pada pemilik industry saja melainkan warga sekitar juga agar masyarakat sekitar juga mengetahui sisi positif dan negatif dari limbah yang dihasilkan.
Sosialisasi di RT 05

Rancangan IPAL

Komponen Penyusun Bak Air

Banyak cara untuk memanfaatkan limbah dari tempe dan tahu antara lain seperti yang dilakukan oleh Bapak Sobari yang menggunakan limbah padat dari tahu atau ampas tahu yang padat untuk pakan sapi yang dimilikinya, namun ada juga pemilik industry yang hanya membuang langsung kesungai yang nantinya akan mencemari lingkungan serta merusak ekosistem sungai tersebut. Dampak yang muncul akibat limbah tersebut dibuang ke sungai seperti menyebabkan polusi udara karena bau limbah yang asam, air  sungai menjadi keruh, kemudian ikan  –  ikan akan banyak yang mati karena kekurangan oksigen, dsb. Pelatihan ini  hanya memfokuskan untuk mengurangi sisi negatif dari limbah yang dihasilkan supaya memiliki nilai lebih  dan memiliki nilai jual yang tinggi daripada hanya dibuang ke sungai yang malah berdampak buruk.  Pelatihan ini juga memberikan solusi untuk mengubah air limbah menjadi air  yang lebih aman untuk ekosistem di sungai tersebut. Adapun susunan instlasi yang digunakan yaitu bak penampung dengan ukuran 2 m3, bak trap dengan volum 2 m3, bak filter dengan volum 2 m3, bak anerob dengan volum 4 m3, bak koagulasi dengan volum 4 m3, bak control dengan volum 4 m3, outlet.   

Bak atau kolam filter sendiri ada komponen penyusunnya lagi seperti batu koral yang paling bawah kemudian atasnya kerikil, arang, pecahan kaca, serabut kelapa, pasir halus, serabut kelapa kemudian air limbah yang masuk.  Rasio ketinggian komponen bak filter tersebut yaitu serabut kelapa: 3, Pasir Halus: 3, Penyaring: 50 mesh, Serabut Kelapa: 4, Pecahan Kaca: 4, Arang: 3, Kerikil: 2, Batu Koral: 3 Sosialiasi dan pelatihan  ini membutuhkan  waktu keseluruhan 3 minggu. Sosialiasi pelatihan penanganan limbah ini dilakukan di pedukuhan Pedes khususnya di RT 02 dan RT 05. Pelaksanaan dihadiri oleh ketua RT 05, RT 02 serta peserta antusias mengikuti pelatihan limbah ini.

(ROBBY FERNANDO - 10/300326/TP/09801)