Kamis, 29 Agustus 2013

Sosial Mapping

Program ini diadakan untuk  memetakan  dan menggambarkan pola kehidupan dan memberikan penyadaran kepada masyarakat terkait dengan potensi dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Baik sumber daya alam serta potensi dari sumber daya manusia yang ada. Selain itu gunanya pembentukan program ini membantu pemerintah dan instansi-instansi swasta maupun negeri dalam melakukan kegiatan pemberdayaan dan melakukan kegiatan  terkait tanggung jawab social, seperti apa yang tercantum dalam UU. No. 40 dimana setiap perusahaan baik perusahaan yang bernaung dibawah payung Swasta atau Dalam Negeri(Perusahaan Milik Negara). 

Wawancara untuk Sosial Mapping

Pelaksanaan Sosial Mapping

Selain itu, kegiatan ini ditujukan guna membantu masyarakat untuk melakukan kegiatan mencari sponshorship untuk kegiatan-kegiatan dalam masyarakat terutama kegiatan initi yang berminfaat dari masing-masing Rt dipadukuhan Karanglo. Selain itu juga memberikan wawasan dan pengalaman baru terutama terkait dengan potensi atau keunggulan dari warga. Kemudian menjaga dan membimbing masyarakat agar tidak terlalu mudah untuk dibodohi atau diperalat dan diperdaya oleh sebuah instansi swasta atau Negeri, disekitar lingkungan padukuhan.  Salah satu solusi untuk mengatasinya yaitu dengan memanfaatkan  hasil dari kegiatan Sosmap (Sosial Mapping)    sebagai  pegangan  atau pendoman  hidup dalam kehidupan sehari-hari.

a. Observasi, meliputi:
-  Pengamatan lingkungan termasuk kebiasaan para warga Pedukuhan Karanglo
 
b.  Pelaksanaan, meliputi:
-  Mempersiapkan Penelitian (menentukan informan), Menentukan Pusat/Pokok dari objek penelitian,  Pre-Test pertanyaan yang dibuat, Plaksanaan Wawancara, Pendataan Potensi Hewan, Pendataan Potensi Sampah.
-  Pengolahan Data

c.  Evaluasi
Dari pelaksanaan program ini, dapat  disimpulkan  bahwa program  tidak berjalan dengan  baik.  Sejak diadakannya kegiatan  ini,  terlihat bahwa kegiatan tersebut kurang bisa meningkatkan niat warga untuk mulai  sadar akan potensi disekitar mereka dan  potensi yang dimilikinya, apalagi mempraktekan  setiap potensi yang telah dimilik oleh tiap-tiap individu. Seperti dalam hal pengelolaan sampah dikarenakan warga masih cenderung malas dan tidak mau repot sehingga memilih untuk membakar sampah daripada memilah dan membuat kerajinan.

(WAHYU EKO FIRDIANTO - 10/299467/SP/24136)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar