Jumat, 30 Agustus 2013

Sosialisasi Kerajinan Berbahan Dasar Sampah Anorganik

Sosialisasi Acara

pelaksanaan kerajinan oleh Desa Metes

kerajinan dari pelatihan
Permasalahan sampah lainnya yang ditemui di Dusun Pedes adalah  pemanfaatan sampah  yang masih belum optimal dan langsung dibakar, padahal sesungguhnya banyak produk bernilai ekonomis yang dapat di buat dari daur ulang sampah menjadi barang yang lebih bernilai ekonomis. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan ketua RT01-08 di minggu awal di dapati fakta bahwa sebagian besar masyarakatnya masih membakar sampah baik organik  maupun anorganik. Karena pengaruh  letak geografisnya volume sampah anorganik cukup banyak dan potencial dijadikan bahan kerajinan yang memiliki profit. Pembakaran sampah anorganik juga yang berbahaya karena dapat menghasilkan polusi udara, bau, serta kurang baik bagi lingkungan di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut saya  dan teman-teman kkn khususnya bekerjasama dengan kluster agro  tergerak untuk mengadakan program pelatihan kerajinan, dengan fokus saya pada sosialisasi pelatihan kerajinan berbahan dasar sampah anorganik Di samping itu juga untuk menanamkan jiwa berwirausaha dengan memanfaatkan barang bekas.

  Rangkaian kegiatan sosialisasi pelatihan kerajinan berbahan dasar sampah anorganik/plastik di awali dengan kunjungan ke  Desa Metes selaku mitra pelaksanaan berbagai program kaitannnya dengan tema besar KKN di Pedes yakni pengelolaan sampah mandiri.  Kunjungan dilaksanakan pada minggu awal  sekedar sharing terkait produk dari sampah anorganik yang disertai dengan bentuk nyata barang jadinya. Untuk minggu kedua dilakukan pemnatapan mengenai mekanisme dan konsep  pelatihan serta persiapan alat dan bahan, dan ketersediaan fasilitator. Sedang untuk minggu ketiga dilakukan sosialisasi pada RT 01-06 melalui arisan , sedangkan RT 7 dan RT 8 lewat kumpul  PKK satu Dsn. Pedes. Pada akhir minggu ketiga tepatnya 21 Juli 2013 di adakan pelatihan kerajinan bertempat di tempat Bapak Dukuh Pedes dengan jumlah peserta pelatihan sekitar 30 orang dalam waktu hampir 5 jam(peserta tidak dipungut biaya apapun) Karena alat dan bahan masih tersisa maka saya dan tim memutuskan untuk mengadakan pelatihan kerajinan mandiri pada RT 04, 05, dan 06 pada minggu setelahnya melalui arisan RT.

Kendala yang dihadapi dalam program ini adalah 
1.  Kurang antusiasnya warga dalam berpartisipasi dalam pelatihan kerajinan. 
2.  Banyak warga yang sudah terdaftar ikut pelatihan tetapi pada saat hari ternyata tidak dapat datang dikarenakan berbagai alasan.
3.  Waktu pelatihan yang molor karena keterlambatan peserta.

(INGGAR MAYANG S. - 10/305117/SP/24363)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar