Program ini merupakan program yang bersifat interdisipliner dari klaster Agro dengan klaster Soshum. Pembuatan pupuk cair produktif ini berasal dari bahan limbah cair rebusan kedelai bahan baku untuk pembuatan tempe yang terdapat di Rt 4 industri tempe rumahan di pedukuhan Karanglo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pembuatan pupuk cair produktif ini memanfaatkan limbah cair industri tempe untuk diolah menjadi pupuk cair produktif. Selama ini libah cair dari industri tempe hanya untuk pakan ternak dan selebihnya dibuang ke selokan begitu saja sehingga dapat mencemari lingkungan. Untuk mengurangi pembuangan limbah yang dapat mencemari lingkungan, maka limbah cair industri tempe tersebut dapat berguna kembali. Limbah tersebut diolah kembali menjadi pupuk cair produktif yang akan menjadi solusi dalam mengurangi pembuangan limbah, terlebih lagi sebagian masyarakat Karanglo masih bermatapencaharian sebagai petani. Limbah cair diperoleh dari industri tempe yang terletak di RT 04. Kemudian dilakukan pembuatan pupuk cair produktif. Selanjutnya dilakukan kegiatan sosialisasi dan pembinaan pembuatan pupuk cair di beberapa RT dan industri tempe.
a. Observasi, meliputi:
- Survey industry pangan dusun Karanglo
- Mencari materi pemanfaatan limbah cair industri tempe
- Memohon izin kepada pemilik industry tempe untuk meminta limbah cair
b. Pelaksanaan, meliputi:
- Pembuatan pupuk cair.
- Menjelaskan kemanfaatan limbah cair industry tempe
- Menjelaskan cara pembuatan pupuk cair produktif
- Pembuatan pupuk cair.
- Menjelaskan kemanfaatan limbah cair industry tempe
- Menjelaskan cara pembuatan pupuk cair produktif
c. Evaluasi
Dari pelaksanaan program tersebut dapat saya laporkan bahwa telah berjalan dengan baik. Hanya saja respon atau tanggapan warga terhadap program kurang baik. Warga kurang antusias dengan program terutama warga perumahan, dikarenakan industri tempe yang ada di Karanglo tidak banyak. Bagi pemilik industry tempe sendiri cenderung lebih memilih memanfaatkan limbah cairnya menjadi pakan ternak, dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan kemampuan.
Dari pelaksanaan program tersebut dapat saya laporkan bahwa telah berjalan dengan baik. Hanya saja respon atau tanggapan warga terhadap program kurang baik. Warga kurang antusias dengan program terutama warga perumahan, dikarenakan industri tempe yang ada di Karanglo tidak banyak. Bagi pemilik industry tempe sendiri cenderung lebih memilih memanfaatkan limbah cairnya menjadi pakan ternak, dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan kemampuan.
(NURROHMAN - 10/299359/SP/24110)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar