Jumat, 30 Agustus 2013

Sosialisasi Lubang Resapan Biopori

Program ini diselenggarakan  atas dasar usulan dari masyarakat terutama yang berkeluh kesah  tentang  endemic malaria dan demam berdarah dikarenakan banyaknya air  yang tertampung dalam kaleng bekas dan air yang menggenang di tanah yang cekung. Selain itu juga problemnya antara lain air yang menggenang di dalam pekarangan dan selokan yang mampet riskan menimbulkan endemic malaria. Kurang maksimalnya tanah sebagai tempat resapan air di daerah ini mendorong saya dan kawan-kawan untuk mengenalkan LRB(Lubang Resapan Biopori) sebagai salah satu bentuk solusi penanganan masalah permasalahan genangan air yang mengakibatkan penyakit malaria dan demam berdarah. LRB ini merupakan salah satu terobosan pengelolaan sampah mandiri yang selain dapat menjadi lubang resapan air juga dapat dijadikan wadah sederhana untuk pembuatan kompos. Berikut beberapa manfaat LRB:
1.  Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah
2.  Membuat kompos alami dari sampah organic daripada di bakar
3.  Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit
4.  Mengurangi resiko banjir di musim hujan
5.  Mencegah erosi tanah dan bencana tanah longsor
6.  Yang lebih penting adalah kita sudah berusaha menjaga kelestarian sumber air bawah tanah. 
Sosialisasi Biopori di RT 01

Sosialisasi Biopori RT 05

Program sosialisasi biopori ini  disinergikan  dengan pelaksanaan teknis kegiatan pembuatan LRB.  Saya dan tim mengajukan proposal permintaan alat dan bahan pembuatan LRB berupa alat bor biopori, sekop, dan activator ke BLH Bantul. Sembari menunggu konfirmasi pemberian alat dan bahan dari BLH Bantul, saya melakukan sosialisasi dan penawaran pembuatan LRB dari RT 01-RT 08, Berdasarkan sosialisasi tersebut beberapa RT bersedia menggunakan LRB sebagai contoh untuk kemudian dapat direplikasi di beberapa rumah tangga. Untuk permulaan kami memulai pelaksanaan
teknis biopori di halaman dan pekarangan rumah bapak RT 01, 02, 04, dan 06 masing-masing 2 LRB.

Kendala dalam pelaksanaan program ini:
1.  Kurang antusiasnya warga untuk membuat LRB 
2.  Beberapa warga mengaku lebih memilih jugangan daripada pembuatan LRB.
3.  Pembuatan LRB yang memakan waktu cukup lama dan karena pembuatan lubang yang cukup dalam.
4.  Peralatan yang cukup berat untuk dibawa

(INGGAR MAYANG S. - 10/305117/SP/24363)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar